Bangunan ini di warga Rembang dan sekitarnya dahulu disebut Gereja Portugis. Sejarah Bangunan ini masih dalam tataran perdebatan. Ada pemahaman bahwa gereja ini adalah hadiah dari ratu Belanda kepada tentara Mestis (Tentara Bayaran Portugis) yang mau memeluk agama kristen. Diduga pula gereja ini berdiri setelah terbentuknya karesidenan Rembang pada tahun 1824. Ditemukan tulisan pada atap gereja ini saat roboh tahun 1996 tertulis tahun 1860 yang juga dijadikan dasar acuan bahwa gereja ini didirikan. Mengingat bahwa dimana ditempatkan fasilitas pemerintahan Hindia-Belanda maka kelengkapannya akan dibangun kemudian. Scara geografis letak gereja ini berorientasi sejajar dengan laut dan jalan Deandles maka kuat dugaan bahwa gereja ini juga pernah memiliki pintu utama di sisi utara sampai slesai nya pembangunan jalan deandels maka dibuatlah pintu sisi selatan. Rembang sebagai karisedan dimulai tahun 1824 s/d tahun 1929. Dilingkungan sekeliling bangunan gereja (perpusda) ini dahulu kala merupakan pusat pemerintahan Karesidenan yang tentunya fasilitas publik maupun fasilitas perkantoran saat itu dilengkapi.
Perpustakaan Daerah Rembang adalah bangunan yang murni mengalami restorasi karena setelah mengalami roboh tahun 1999. Kemudian tahun 2005 saat Bupati Salim menjabat bangunan ini dikembalikan dengan usaha semampunya diputuskan untuk dikembalikan wujud seperti aslinya dengan upaya semampunya. Dan pada tahun 2008 diresmikan dan difungsikan sebagai gedung TIC. Dapat dilihat dari koleksi lama photo di KITLV maupun Troopen Museum ada ketidak akuratan dalam upaya restorasi gereja ini. Yang paling nampak adalah proporsi bentuk atap serta ornamen kubah atap.