Lasem kota kecil di pesisir utara pulau jawa merupakan kota bersejarah kaya akan potensi pusakanya baik yang bersifat benda (tangible heritage) maupun tak berbenda (intangible heritage). Pusaka bersifat benda antara lain bangunan bersejarah seperti rumah – rumah tua bergaya cina, klenteng, monument, penanda kota, jalan bersejarah, bekas pelabuhan, sungai bersejarah, dan lain sebagaiannya. Sedangkan pusaka tak benda antara lain meliputi budaya, adat istiadat, tradisi kerajinan(misalnya batik), kuliner local dan seterusnya. Dengan segala potensinya lasem memiliki berbagai julukan mulai dari little tiongkok, kota santri , kota batik dan lainnya.
Rumah ini saat ini dihuni oleh Om Junaedi dan beliau adalah keturunan ke VI dari leluhurnya. Bangunan ini adalah bagian dari sejarah perkembangan Lasem yang mengalami beberapa periode keemasannya. Leluhur om Jun pada awalnya adalah pedagang komoditas candu setelah candu dilarang mereka berganti usaha dengan membatik. Tipe rumah cina laseman jawa yang biasa digunakan sebagai rumah tinggal sekaligus tempat produksi. Keluarga om junaedi dulunya memproduksi keripik pisang di rumahnya namun karena sudah tua produsi tidak dilanjutkan. Sebagian besar warga keturunan yang berada di Lasem dan sekitarnya adalah eksodus dari Batavia setelah geger Pembunuhan Warga Keturunan China di Batavia. Terjadilah perang tahun 1740 – 1750 yang terkenal dengan sebutan perang Kuning.