DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

PROVINSI JAWA TENGAH

Hotel “PATI”

FOTO BANGUNAN
FOTO ARSITEKTUR
Nama Bangunan : Hotel “PATI”
No. Inventaris :
No. Surat Proses SK Penetapan : Hotel “PATI”
Lokasi : Jl. Jenderal Sudirman No.60, Plangitan, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59112
Koordinat Lokasi : 111.031 , -6.751
Batas Utara : Plasa Telkom Pati
Batas Selatan : Pemukiman Warga
Batas Barat : SMP N 5 Pati
Batas Timur : KPP Pratama Pati
Fungsi Semula :
Fungsi Sekarang : Hotel
Periode :
Luas Bangunan :
Tahun Dibangun : 1926
Status Pengelolaan Pemilik :
Status Pengelolaan Pengelola :
Riwayat Pemugaran :
Riwayat Penelitian :
Penelitian :

Pati Hotel didirikan pada tahun 1926 pada zaman penjajahan belanda.Didirikan oleh saudagar tanah jawa yang bertempat di Juana 11 Km dari Pati.Pelabuhan antar pulau pada waktu itu yang ada di pantai Utara Jawa adalah pelabuhan Juana dan Semarang.Saudagar ternama tersebut bernama Mr.Tan (Tan Shi Ching).Beliau adalah pedagang Rempah-rempah termasuk candu.Karena memonopoli atas lisensi penjajah Belanda maka perdagangan maju dengan pesat. Berkelana banyaknya rekan dagang Mr.Tan jumlahnya banyak Mr.Tan mendirikan Hotel yang di beri nama “PATI HOTEL” (Bahasa Belanda). “PATI” Hotel adalah hotel pertama di kota Pati yang satu-satunya pada zaman itu., yang terletak di pinggir jalan H.W.Dandeles (Nama Gubernur Jendral Belanda) yang membuat jalan aner sampai panarukan / yang sekarang di sebut jalan pantura.

Jumlah kamar yang di bangun adalah 18 kamar berukuran 5m x 6m dan ruang restoran berukuran 10x12 m. “PATI” Hotel termasuk terdaftar di katalog Hotel yang di keluarkan oleh Asosiasi Hotel di Singapura, oleh karena itu banyak turis dari Belanda bernostalgia menginap di “PATI” Hotel termasuk eks. Tenaga Ahli pabrik Gula Trangkil dari Belanda.Pada tahun 1947 dalam rangka mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia masa itu (Clahs II).“PATI” Hotel di pinjam oleh tentara Pelajar (Brigadir 17) untuk di jadikan markas komando. Dimana- mana terjadi konfrontasi antara TRI (Tentara Republik Indonesia) dengan Belanda : antara lain From Semarang-Demak. TRI bekerja sama dengan Tentara Pelajar mempertahankan Kudus ke timur. Untuk melaju serangan Belanda dari arah Semarang maka Jembatan Tanggulangin di ledakan oleh TRI (Batalyon 426 Munawar).

Keadaan semakin reda karena adnya perjanjian Linggarjati (Antara RI dan Belanda).Pada tahun 1949 Tentara Pelajar kembali ke bangku Sekolah, untuk menamatkan pelajaranya (Kuliah).Setelah mereka Tamat banyak dari eks.Tentara pelajar menjadi orang-orang penting dalam pemerintahan (Menteri). Sebelum perpisahan tentara Pelajar mendirikan Monumen Pos Komando di pojok tanah “PATI” Hotel yang di beri nama monument perjuangan Tentara Pelajar Brigadir 17 yang berwujud piramida. Dengan tinggi 75cm dan bertuliskan “TEROESKAN”.Dengan maksud agar perjuangan di lanjutkan oleh adik-adik pelajar berikutnya.Untuk menanamkan rasa patriotisme generasi selanjutnya maka Taman Monumen tersebut di pugar atas prakarsa Bp.AKBP (Purn) Sudartono bersama “PATI” Hotel, dengan di pinjami tanah oleh “PATI” Hotel seluas 100 m2.

Tata bangunan “PATI” Hotel berupa kawasan dengan konfigurasi  3 masa, pada tengah-tengah merupakan banunan serbaguna yang dapat di gunakan sebagai ruang pertemuan, pernikahan dan kegiatan-kegiatan lain.  Bangunan tengah ini sangat mendominasi dari bangunan-bangunan di sampingnya khususnya di lingkup kawasan “PATI” Hotel.Kamar-kamar inap dari “PATI” Hotel ini berada di sisi kanan dari bangunan tengah ini.Bangunan ini mengami beberapa kali perubahan fungsi. Dari Hotel, kegiatan militer pada masa terjadi  konfrontasi antara TRI (Tentara Republik Indonesia) dengan Belanda pada tahun 1947. Kemudian di kembalikan fungsinya sebagai Hotel kembali.Telah terjadi banyak perubahan dari fisik bangunan. Antara lain penambahan dinding pada sekeliling bangunan supaya berkesan modern.

Bangunan Hotel Pati ini saat ini sangat sulit untuk mendokumentasikan bentuk keasliannya dari amatan lapangan beberapa tampak dan facade bangunan telat dirubah tanpa memperhatikan kaidah pelestarian bangunan bersejarah. Sehingga rona arsitektur aslinya sama sekali telah hilang. Penanganan seperti ini kurang tepat dikarenakan di dalam bangunan ini terekam banyak sejarah berkaitan dengan proses perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan.

Dugaan awal arsitekturnya berlanggam Indish Empire. Material struktur yaitu berupa dinding menggunakan pasangan satu batu bata