DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

PROVINSI JAWA TENGAH

Puri Gedeh

FOTO BANGUNAN
FOTO ARSITEKTUR
Nama Bangunan : Puri Gedeh
No. Inventaris :
No. Surat Proses SK Penetapan : Puri Gedeh
Lokasi : Jl. Gajahmungkur No. 8 Kecamatan Gajahmungkur Semarang
Koordinat Lokasi : 110.407 , -7.006
Batas Utara : Rumah Tinggal
Batas Selatan : Rumah Tinggal
Batas Barat : Rumah Tinggal
Batas Timur : Rumah Tinggal
Fungsi Semula : Rumah tinggal keluarga Liem
Fungsi Sekarang : Rumah Dinas Gubernur Jateng
Periode : Kolonial
Luas Bangunan : 6.000 m2
Tahun Dibangun : 1935
Status Pengelolaan Pemilik : Pemda Jawa Tengah
Status Pengelolaan Pengelola : Pemda Jawa Tengah
Riwayat Pemugaran :
Riwayat Penelitian :
Penelitian : Tim Survey

Puri Gedeh mengalami perubahan dan pengembangan. Namun demikian bentuk dominanya tetap menonjol, meskipun ada bagian jendela yang ditutup karena berbagai pertimbangan. Bagian teras merupakan bagian yang telah mengalami perubahan akibat desakan kebutuhan acara sosial gubernur atau Dharma Wanita. Pengembangan ini didasarkan pada penafsiran baru yang menjadi konflik dengan bangunan aslinya. Pada lantai bawah terdapat teras lebar yang kian diperluas ketika rumah ini menjadi rumah dinas. Beberapa jendela telah diubah menjadi jendela nako. Pada tiap jendela pada façade depan bangunan terdapat awning yang merupakan tambahan. Penggantian bahan-bahan perampungan (finishing) tak terhindarkan pada puri ini.

Puri Gedeh adalah karya arsitektur Modern. Arsiteknya adalah Liem Bwan Tjie, tokoh Semarang yang termasuk perintis pendirian Ikatan Arsitek Indonesia. Rumah yang kemudian dipakai sebagai rumah dinas Gubernur Jateng ini merupakan bangunan yang belum meninggalkan kesetangkupan, tetapi dalam pengolahan bentuk ia termasuk penggebrak. Memang harus diakui sebagian karyanya, seperti rumah tinggal Poedak Pajoeng (sekarang Banteng Raiders di Srondol) yang sangat konvensional, tetapi ketika mendapat tantangan dan keleluasaan maka ia mengekspresikan imajinasi dan pikirannya.

Pada tapak Candi Baru yang berkontur, Puri Gedeh dirancang seperti kapal yang siap melejit. Bentuk dasar ini memang diulang dalam sejumlah karyanya yang tersebar di Semarang (rumah di Jl. Gajah Mada, seberang eks-Bioskop Murni) dan rumah (Kejaksaan) di Kampung Kali yang sekarang sudah dirobohkan dan menjelma menjadi ruang pamer mobil. Ciri Liem yang lain  yang lantas banyak diteruskan orang lain adalah dinding batu hitam. Siapa meniru siapa, memang perlu diteliti lebih lanjut, Karena Karsten pun melakukan hal yang sama. Puri Gedeh dengan demikian seperti melayang di atas pondasi batu hitam yang diperkuat pada tempat-tempat tertentu. Atap bangunan adalah pelana dengan penutup genteng. Bagian muka yang menjorok ke depan dan melengkung mempunyai deretan jendela yang ikut melengkung. Jendela disini dipertegas dengan permainan garis dan bidang seperti halnya pada Art Deco. Penebalan dinding diantara lubang jendela jadi membentuk parapet. Pada lantai bawah terdapat teras lebar yang kian di perluas ketika rumah ini menjadi rumah dinas. Beberapa jendela telah diubah menjadi jendela nako. Pada tiap jendela pada façade depan banguan terdapat awning yang merupakan tambahan. Di atas tiap jendela terdapat ornament pada dinding yang berupa lekukan segi empat.

Pada bagian muka yang menjorok ke depan dan melengkung mempunyai deretan jendela yang ikut melengkung. Jendela di sini dipertegas dangan permainan garis dan bidang seperti halnya pada Art Deco. Penebalan dinding di antara lubang jendela jadi membentuk parapet. Diatas jendela terdapat ornamen pada dinding yang berupa lekukan segi empat.

Setting bangunan masih seperti aslinya sebagai rumah tunggal. Material batu belah yang dicat hitam ditampilkan secara jelas pada kaki bangunan setinggi setengah dinding.

Sebagai rumah tinggal, bangunan ini memiliki tipe  arsitektur bangunan yang unik dengan bukaan-bukaan yang lebar sepanjang dinding sebagai ventilasi. Karena bentuknya yang unik, bangunan ini menjadi salah satu icon utama di Candi Baru.

Asosiasi dengan tokoh yang dikenal masyarakat ada dua rangkaian. Pertama, dengan gubernur yang menempatinya. Sebagai bangunan yang berfungsi sebagai rumah dinas Gubernur Jateng, bangunan mempunyai ikatan erat dengan Gubernur-Gubernur Jateng, terutama Supardjo Rustam yang sangat berjasa bagi Jawa Tengah. Kedua, rumah ini adalah salah satu masterpiece arsitek lokal/pribumi, yaitu Liem Bwan Tjie.

Bangunan ini memiliki tipe  arsitektur bangunan yang unik dengan bukaan-bukaan yang lebar sepanjang dinding sebagai ventilasi. Karena bentuknya yang unik, bangunan ini menjadi salah satu icon utama di Candi Baru.

Sebagai bangunan yang berfungsi sebagai rumah dinas Gubernur Jateng, bangunan mempunyai ikatan erat dengan Gubernur-Gubernur Jateng, terutama Supardjo Rustam yang sangat berjasa bagi Jawa Tengah. Rumah ini adalah salah satu masterpiece arsitek lokal/pribumi, yaitu Liem Bwan Tjie.

Bangunan ini memiliki integritas kekriyaan yang cukup tinggi yang terpampang dalam bentuk ornament-ornament fasade.

Setting bangunan sebagai rumah tunggal material batu belah yang dicat hitam ditampilan secara jelas pada kaki bangunan setinggi setengah dinding.

Nilai keaslian bentuk dan atau pemanfaatan bangunan yang masih asli