DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

PROVINSI JAWA TENGAH

SDN Panjang III

FOTO BANGUNAN
FOTO ARSITEKTUR
Nama Bangunan : SDN Panjang III
No. Inventaris :
No. Surat Proses SK Penetapan : SDN Panjang III
Lokasi : Jalan Pemuda 100 Kel. Panjang Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Koordinat Lokasi : 110.403 , -7.268
Batas Utara : Asrama Batalyon Yonkav 2/Tank
Batas Selatan : SDN Panjang II
Batas Barat : Asrama Batalyon Yonkav 2/Tank
Batas Timur : Perkampungan Panjang
Fungsi Semula : SD pada pagi hari dan SMA Persiapan pada siang harinya
Fungsi Sekarang : SD N Panjang III
Periode : Kolonial
Luas Bangunan :
Tahun Dibangun :
Status Pengelolaan Pemilik : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kec. Ambarawa
Status Pengelolaan Pengelola : SDN Panjang III
Riwayat Pemugaran : Pemugaran berupa penambahan ruang pada bangunan kelas, dilakukan pada tahun 2012. Sedangkan penambahan luas ruang pada bangunan serbaguna dan penghancuran bangunan kamar mandi dilakukan sejak dialihfungsikan sebgai SD Panjang III
Riwayat Penelitian :
Penelitian : Tim Survey

Didirikan pada tahun 1901, berupa bangunan kelas, gedung serbaguna, dan bangunan kamar mandi. Pada saat itu, digunakan sebagai SD pada pagi hari, pada siang hari SMA Persiapan. Kemudian beralih fungsi menjadi SDN Panjang III

Yang termasuk ke dalam bangunan lama adalah bangunan kelas dan gedung serbaguna. Bangunan kelas mengalami penambahan ruang. Gedung Serbaguna juga mengalami penambahan ruang. Sedangkan bangunan kamar mandi dihancurkan kemudian pada lahan yang sama didirikan rumah penjaga.

Arah hadap barat. Bentuk berupa bangunan berpola linear. Beratap limasan. Model pintu dan jendela berdaun ganda, daun berbahan kayu di bagian dalam bangunan, sedangkan daun pintu/jendela berbahan kaca dan kayu di bagian luar. Bahan Utama kayu, batu bata.Kondisi terawat dengan baik. Kondisi lingkungan terawat dengan baik

Berada di jalan pemuda, termasuk ke dalam jalan lokal primer. Sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum

Fasade bangunan menggunakan arsitektur minimalis, bukan bentuk bangunan asli. Sehingga memberikan citra fasade yang sama dengan deretan bangunan di sekitar, yang merupakan bangunan modern, berupa rumah tinggal, masjid, dan pertokoan

Fasade terbentuk dari tambahan ruang pada bangunan utama,fasade bercirikan arsitektur minimalis. Sedangkan bangunan utama sendiri menggunakan arsitektur kolonial, ditunjukkan dengan bentuk jendela dan pintu yang berukuran besar dan memiliki dua daun pintu/jendela.
Bangunan lain yang telah mengalami perubahan massa bangunan dari bangunan asli yaitu gedung serbaguna, menggunakan ciri arsitektur lokal setempat. Yang bersisa dari bangunan lama adalah struktur kolom dan pondasinya.

Bangunan kelas terdiri dari ruang-ruang kelas, yang masing-masing ruang terhubung dengan ruang luar melalui selasar di depan pintu. Dengan kata lain, masing-masing ruang memiliki dua pintu di dua sisi yang terhubung dengan ruang luar. Sedangkan ruang tambahan difungsikan sebagai ruan kepala sekolah, dengan akses pintu ke bagian depan bangunan, samping dan kiri bangunan.

B

angunan kelas terhubung dengan bangunan serbaguna melalui koridor yang sudah berdiri sejak bangunan kelas berdiri. Kolom koridor terbuat dari kayu, dan beratap genteng

Pada bangunan serbagunan berisi aula dan beberupa ruang persiapan.

Sebagaimana dengan bangunan kolonial yang lain, bangunan kelas mempunyai sirkulasi udara dengan baik, dengan adanya boven di bagian atas jendela dan di bawah atap utama, serta jendela yan cukup besar.

Tinggi pile bangunan kurang dari 10 cm, sehingga dengan mudah dapat diakses oleh semua kalangan termasuk dis abilities/ difable.

Ruang terbuka di area bangunan ini diperkirakan mencapai 60 % dengan material berupa paving block di halaman depan dan material rumput dan atau tanah kosong di area yang lain.

Dengan adanya perubahan fasade bangunan yang cukup berbeda dengan langgam asli bangunan, sejatinya berusaha untuk menyesuaikan dengan langgam bangunan di sekitar dengan menggunakan tipe pintu dan jendela menyerupai pintu jendela pada bangunan kelas, serta pemilihan warna yang masih seirama dengan bnagunan kelas. Tetapi adanya elemen batu alam pada dinding yang hampir memenuhi permukaan dinding, elemen naungan atap datar, serta penggunaan teras yang tidak begitu lebar sebagaimana pada bangunan kelas, menyebabkan kesan arsitektur minimalis mendominasi fasade tambahan bangunan utama ini.

SD Panjang III menjadi kehilangan ciri khas sebagai bangunan bersejarah. Bangunan bersejarah ini pun tidak dapat menjadi point of interest kawasan.

Di sisi lain, kondisi fisik bangunan di beberapa bagian masih kurang terawat yaitu adanya cat dinding yang mulai mengelupas.