Fasade terbentuk dari tambahan ruang pada bangunan utama,fasade bercirikan arsitektur minimalis. Sedangkan bangunan utama sendiri menggunakan arsitektur kolonial, ditunjukkan dengan bentuk jendela dan pintu yang berukuran besar dan memiliki dua daun pintu/jendela.
Bangunan lain yang telah mengalami perubahan massa bangunan dari bangunan asli yaitu gedung serbaguna, menggunakan ciri arsitektur lokal setempat. Yang bersisa dari bangunan lama adalah struktur kolom dan pondasinya.
Bangunan kelas terdiri dari ruang-ruang kelas, yang masing-masing ruang terhubung dengan ruang luar melalui selasar di depan pintu. Dengan kata lain, masing-masing ruang memiliki dua pintu di dua sisi yang terhubung dengan ruang luar. Sedangkan ruang tambahan difungsikan sebagai ruan kepala sekolah, dengan akses pintu ke bagian depan bangunan, samping dan kiri bangunan.
B
angunan kelas terhubung dengan bangunan serbaguna melalui koridor yang sudah berdiri sejak bangunan kelas berdiri. Kolom koridor terbuat dari kayu, dan beratap genteng
Pada bangunan serbagunan berisi aula dan beberupa ruang persiapan.
Sebagaimana dengan bangunan kolonial yang lain, bangunan kelas mempunyai sirkulasi udara dengan baik, dengan adanya boven di bagian atas jendela dan di bawah atap utama, serta jendela yan cukup besar.
Tinggi pile bangunan kurang dari 10 cm, sehingga dengan mudah dapat diakses oleh semua kalangan termasuk dis abilities/ difable.
Ruang terbuka di area bangunan ini diperkirakan mencapai 60 % dengan material berupa paving block di halaman depan dan material rumput dan atau tanah kosong di area yang lain.