Bank ini mengalami perubahan fasade dari yang semula berupa rumah tinggal. Bangunan ini yang menggunakan atap pelana dan saat ini telah terjadi perubahan pada façade dinding depan. Bangunan kini difungsikan sebagai Bank Salatiga. Bangunan ini dirawat dengan baik oleh penggunanya. Bentuk atap pelana, bagian teras didominasi oleh material batu alam, batu bata, atap genteng, pada teras atap berupa dak beton datar. Jendela menggunakan profil krepyak, sedangkan pintu bangunan bermaterial kaca. Menggunakan pagar besi hollow dan fasade didominasi aksen warna hitam putih dan abu-abu. Kondisi lingkungan ruang luar tertutup secara keseluruhan dengan beton, vegetasi terletak dibeberapa bagian seperti teras dan depan pagar

Jalur menuju bangunan Bank Salatiga mudah ditemui karena berada tepat dijalur utama Jl. Diponegoro yang mengarah ke kabupaten Boyolali

Termasuk ke dalam bangunan yang membentuk citra koridor Diponegoro. Bangunan pada  koridor ini merupakan bangunan perkantoran dan pendidikan

Merupakan bangunan berciri arsitektur kolonial. Perubahan fasade didominasi material batu alam mewarnai fasade menjadi perpaduan arsitektur minimalis dan arsitektur kolonial. Menggunakan sistem pengkondisian ruang AC

Bangunan ini telah mengalami perubahan fasade sehingga merubah bentuk asli bangunan. Bangunan yang sekarang berfungsi sebagai Bank Salatiga ini pun turut menguatkan citra kawasan jalan Diponegoro. Selain itu, bangunan ini mewakili gaya bangunan rumah tinggal yang berkembang di kota Salatiga pada masanya.

Sebagai bangunan yang dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian, perawatan bangunan lebih terjaga